WHAT'S NEW?
Loading...

TAJDID DAN MUJADDID menurut KH. MAIMOEN ZUBAIR

KH. Maimun Zubair atau akrab dengan panggilan "Mbah Maimun" telah mengarang sebuah kitab kecil tapi sangat berharga bagi umat Islam. Kitab tersebut berjudul: "العلماء المجددون رحمهم الله تعالى ومجال تجديدهم واجتهادهم". Kyai yang pernah menziarahi Pondok al-Jendrami, Malaysia ini memulai kitabnya dengan menjelaskan siapa saja mujaddid tersebut menurut perspektif beliau dan diteruskan dengan masail fiqhiyyah kontemporer yang memerlukan ijtihad baru.

Dalam hal tajdid ini, Mbah Maimun berpendapat bahwa Islam pada awal lahirnya sebagai abad pertama (1) dari hijriyyah itu sendiri maka para sahabat sudah menghafal al-Qur'an dan membawa hadis-hadis Nabi. Maka dari sini bisa kita pahami bahwa golongan sahabatlah sebagai mujaddid pada abad pertama ini. Selanjutnya ketika Islam mula tersebar dan terjadi beberapa kejadian yang memerlukan ijtihad dalam memahami nas-nas maka munculah mujtahid seperti Imam al-Syafi'I, Imam Ahmad bin Hanbal, dan selainnya sebagai mujaddid pada abad kedua (2). Tersebarlah diantara mereka bahwa sumber-sumber syariat ada 4 yaitu al-Qur'an, Hadis, Qiyas, dan Ijmak.

Pada abad ketiga (3) pula, muncullah Imam al-Asy'ari dan Imam al-Mathuridi sebagai mujaddid yang membersihkan Islam dari pengaruh-pengaruh falsafah Yunani yang sesat merasuk melalui nadi-nadi Muktazilah, Qadariyyah, Jabariyyah, dan lain-lain. Merekalah yang menjaga akidah Islam dari kebid'ahan lisan, tulisan dan pengajaran. Merekalah yang mengembalikan kepada jalan dan manhaj ulama Salaf al-Salih sebelum mereka.

Ketika zaman berubah pada abad yang ke 4, munculah seorang ulama, qadhi, mutakallim bermazhab Asy'ari dalam akidah dan bermzhab Maliki dalam berfiqh, yaitu Abu Bakar al-Baqilani al-Maliki. Beliau adalah termasuk pembesar ulama Asy'ariyyah. Dengan ini, beliau adalah mujaddid pada abad ke 4 ini.

Pada kurun ke 5, yaitu kurun yang dianggap masuknya fase khalaf menurut satu pendapat. KH Maimun Zubair memilih Hujjat al-Islam al-Imam Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali sebagai mujddid pada fase ini. Beliau, sebagai pengarang kitab fenomenal Ihya' Ulum al-Din adalah ulama terunggul pada kurun ini kepakaran beliau dalam berbagai bidang dan juga sebagai senjata pemungkas dalam menjatuhkan hujjah-hujjah Muktazilah. Dalam bidang akidah beliau telah mengarang berpuluh kitab termasuk pada bab-bab awal Ihya' Ulum al-Din. Sebagai seorang ulama penerus Imam Abu Hasan al-Asy'ari, beliau juga telah mengarang berbagai kitab yang menjatuhkan hujjah Muktazilah seperti al-Iqtisad fi al-I'tiqad. Beliau juga mengarang kitab yang menghujjat pemikiran-pemikiran filosof Yunani seperti Tahafut al-Falasifah, al-Munqiz mina al-Dholal, dan lain-lain. Oleh itu, adalah sangat sesatlah perkataan-perkataan orang yang membenci al-Asy'ariyyah dengan berpendapat bahwa mazhab akidah al-Asy'ariyyah adalah diresap dari pemikiran-pemikiran falsafah Yunani, kerana pembesar al-Asy'ariyyah sendiri yaitu Imam Ghazali justru adalah senjata yang berhasil menolak pemikiran falsafah Yunani dari masuk ke dalam Islam. Walaubagaimanapun, buruknya dalaman sesuatu bukan berarti kita menolak seluruh bungkusan yang ada. Tentunya ilmu-ilmu yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan Islam itu sendiri bahkan sesuai dengan ruh-ruh wahyu yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW adalah jawaz diadopsi dalam Islam seperti ilmu mantiq (logic) yang mana digunakan untuk mengharamkan khamr juga

0 komentar: