WHAT'S NEW?
Loading...

Ngga Bisa Bahasa Arab

Amron, seorang pegawai di perusahaan BUMN sedang gelisah dan mengeluhkan persoalannya kepada seorang kiai yang tinggal di samping masjid tidak jauh dari rumah kontrakannya.
Amron: Pak Kiai tadi ada pengajian bulanan di kantor.
Kiai: Lalu?
Amron: Ustadnya bilang kalau tahlil itu bid’ah, mengerjakannya malah berdosa.
Kiai: Terus?
Amron: Dia juga membacakan dalil-dalil kalau ziarah kubur itu syirik.
Kiai: Ehmmm…
Amron: Berdzikir dengan suara keras itu katanya tidak ada bedanya dengan kampanye calon DPR.
Kiai: Lalu sampean bilang gimana?
Amron: Ya di situ saya malu sekali. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Orang-orang di situ semuanya seakan-akan menertawai saya.
Sang Kiai terdiam sebentar lalu memberikan sedikit pelajaran kepada Amron tentang persoalan ubudiyyah, bid’ah, tahlil dan persoalan khilafiyah lainnya. Amron manggut-manggut.
Kiai: Sampean faham apa ndak?
Amron: Ehhhmmm.. Lumayan faham sih Kiai, tapi sulit menjelaskan kepada mereka soalnya mereka hafal dalil-dalil.
Kiai: Dalilnya pake Bahasa Arab?
Amron: Enggak sih, sudah diterjemahkan pake bahasa Indonesia.
Kiai: Wah kalau begitu untuk menghadapi mereka sih gampang saja.
Amron senang sekali: Wah bagaimana caranya kiai?
Kiai memberikan satu kitab berbahasa Arab berjudul “Hujjah Ahlissunnah wal Jama’ah.”
Kiai: Kalau mereka tanya dalilnya ya pinjamkan saja kitab ini sebentar. Bilang kalau di sini ada dalilnya banyak. Paling juga mereka ngga bisa bahasa Arab.
Kiai tersenyum. Amron pun setuju.


NB: ini adalah artikel humor pengganti “Lihat Surga Amrozi(alm)” yang menurut pengunjung situs ini harus diganti. Semoga bermanfaat.

0 komentar: